Sosialisasi dan Edukasi Pemeliharaan Tanaman Cokelat oleh PT IKAT CACAO INDONESIA di Desa Wogowela
Wogowela 18 Juli 2025, Tanaman cokelat telah menjadi salah satu komoditas perkebunan yang menjanjikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Desa Wogowela, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada. Kesadaran akan potensi ekonomi dari budidaya tanaman cokelat mendorong PT IKAT CACAO INDONESIA, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan pemasaran hasil kakao, untuk secara aktif berkontribusi dalam pengembangan kapasitas para petani cokelat di tingkat desa.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, PT IKAT CACAO INDONESIA di bawah kepemimpinan Direktur Ibu Putu Labitha, melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pemeliharaan Tanaman Cokelat yang bertempat di Kantor Desa Wogowela. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Wogowela beserta seluruh Aparat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), para kader pertanian desa, serta Bapak dan Ibu petani cokelat dari beberapa dusun di wilayah Desa Wogowela.
Tujuan Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi
Dalam sambutannya, Direktur PT IKAT CACAO INDONESIA, Ibu Putu Labitha, menegaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan praktis kepada para petani agar mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman cokelat mereka melalui penerapan praktik PPPS, yaitu Pemeliharaan, Pemangkasan, Pemupukan, dan Sanitasi.
Ibu Putu Labitha menjelaskan bahwa empat kegiatan pokok ini menjadi pilar penting dalam budidaya tanaman kakao yang berkelanjutan. Melalui metode PPPS yang tepat, para petani diharapkan dapat memelihara kebun cokelat secara optimal, menjaga tanaman agar tetap sehat dan produktif, sekaligus mendukung cita-cita Desa Wogowela sebagai salah satu sentra produksi cokelat berkualitas di Kabupaten Ngada.
Perlunya PPPS: Pemahaman Dasar untuk Petani
Para peserta yang hadir tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh tim edukasi PT IKAT CACAO INDONESIA. Materi diawali dengan pemaparan mengenai kondisi tanaman cokelat di wilayah Desa Wogowela yang dinilai masih memiliki tantangan di bidang pemeliharaan kebun, terutama terkait dengan hama penyakit, penurunan produktivitas, dan minimnya pengetahuan tentang pemangkasan dan pemupukan yang benar.
-
Pemeliharaan
Pemeliharaan kebun kakao mencakup kegiatan rutin seperti penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, serta perbaikan drainase kebun. Penyiangan gulma dilakukan secara berkala agar nutrisi tanah dapat terserap maksimal oleh tanaman kakao. Selain itu, pengendalian hama harus dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan, seperti penggunaan pestisida nabati atau metode pengendalian hayati.
-
Pemangkasan
Sesi pemangkasan menjadi salah satu topik yang paling menarik bagi para petani. Banyak petani di Desa Wogowela yang selama ini masih mempraktikkan metode pemangkasan yang kurang tepat. Tim PT IKAT CACAO INDONESIA memberikan demonstrasi langsung cara pemangkasan yang benar, mulai dari pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, hingga pemangkasan peremajaan. Pemangkasan yang tepat akan memperbaiki sirkulasi udara di dalam tajuk pohon, meningkatkan penetrasi sinar matahari, serta mencegah penyebaran penyakit.
-
Pemupukan
Selanjutnya, materi pemupukan disampaikan dengan menekankan pentingnya pemberian pupuk secara tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat cara. Tanaman cokelat membutuhkan unsur hara makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), serta unsur hara mikro untuk mendukung pertumbuhan dan pembentukan buah yang optimal. Petani diajak untuk menggunakan pupuk organik sebagai penunjang kesuburan tanah agar tetap terjaga dalam jangka panjang.
-
Sanitasi
Sanitasi kebun adalah kegiatan membersihkan kebun dari buah busuk, ranting yang terinfeksi penyakit, serta dedaunan yang jatuh dan membusuk di sekitar pangkal pohon. Sanitasi yang baik akan memutus siklus hidup hama dan penyakit sehingga kebun tetap bersih dan tanaman terhindar dari serangan patogen yang merugikan.
Peran Pemerintah Desa dan Aparat
Kepala Desa Wogowela dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada PT IKAT CACAO INDONESIA atas inisiatif kegiatan ini. Menurut beliau, kehadiran perusahaan bukan hanya sebagai pembeli hasil panen petani, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di desa. Kepala Desa berpesan agar seluruh aparat desa dan BPD turut mendukung keberlanjutan program edukasi ini dengan ikut mendampingi para petani di lapangan.
Beliau juga menegaskan bahwa Pemerintah Desa Wogowela siap memfasilitasi pembentukan kelompok tani khusus cokelat, sehingga program PPPS dapat diterapkan lebih terstruktur. Dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) mendatang, Pemdes berencana mengalokasikan anggaran untuk mendukung penyediaan alat pertanian sederhana, bibit unggul, serta pelatihan lanjutan yang melibatkan petani di setiap dusun.
Partisipasi Petani: Kunci Keberhasilan
Antusiasme para petani tampak jelas dari berbagai pertanyaan yang diajukan pada sesi diskusi. Banyak petani mengakui bahwa mereka sering menghadapi kendala seperti kurangnya alat pangkas yang memadai, keterbatasan pupuk berkualitas, serta minimnya akses informasi pasar.
Dalam kesempatan ini, Ibu Putu Labitha menegaskan komitmen PT IKAT CACAO INDONESIA untuk menjadi mitra pendamping. Tidak hanya memberikan pelatihan, perusahaan juga berencana membuka akses pasar yang lebih luas bagi para petani melalui skema pembelian hasil panen dengan harga yang lebih menguntungkan. Petani juga didorong untuk membentuk koperasi atau kelompok tani agar posisi tawar mereka lebih kuat.
Selain itu, perwakilan petani yang hadir juga sepakat untuk membentuk jadwal kerja bakti sanitasi kebun secara rutin, khususnya pada kebun-kebun yang berlokasi berdekatan. Harapannya, melalui kebersamaan dan kerja kolektif, penerapan PPPS dapat dilakukan lebih efektif dan hasilnya dapat dirasakan bersama.
Harapan ke Depan
Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi ini, diharapkan akan lahir para petani cokelat yang mandiri, produktif, dan berdaya saing. PT IKAT CACAO INDONESIA bersama Pemerintah Desa Wogowela akan terus bersinergi untuk mendampingi petani, mengawal penerapan PPPS secara berkesinambungan, serta membuka peluang kerja sama dengan pihak-pihak terkait, baik di tingkat kabupaten maupun nasional.
Kepala Desa juga berharap ke depan dapat dibangun pusat pembelajaran atau demplot percontohan budidaya kakao di Desa Wogowela. Dengan adanya demplot, para petani dapat melihat langsung penerapan teknik budidaya modern dan mencontoh praktik terbaiknya. Ini akan memperkuat ekosistem kakao di desa dan membantu Wogowela menjadi salah satu pusat produksi cokelat unggulan di Kabupaten Ngada.
Penutup
Kegiatan sosialisasi dan edukasi pemeliharaan tanaman cokelat ini menjadi langkah awal yang strategis untuk mewujudkan Desa Wogowela sebagai sentra cokelat yang maju dan berkelanjutan. Komitmen PT IKAT CACAO INDONESIA di bawah kepemimpinan Ibu Putu Labitha, dukungan penuh Kepala Desa beserta aparat desa dan BPD, serta partisipasi aktif Bapak dan Ibu petani cokelat, menjadi fondasi kuat untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi semua pihak, besar harapan bahwa cokelat Wogowela tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional bahkan internasional. Melalui penerapan PPPS yang disiplin dan berkelanjutan, para petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen, menambah pendapatan keluarga, serta membawa manfaat bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan seluruh masyarakat Desa Wogowela.